Merebaknya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), seringkali membuat petani melakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia banyak digunakan karena dapat diaplikasikan dengan mudah dan hasilnya dapat dirasakan dalam waktu yang relatif singkat serta dapat diaplikasikan dalam areal yang luas. Peranan pestisida dalam sistem pertanian sudah menjadi dilema yang sangat menarik untuk dikaji. Karena ini adalah suatu upaya dalam hal pertanian untuk memenuhi kebutuhan produksi pangan yang mendampingi pertumbuhan penduduk Indonesia.
Menurut CEO dan Co-founder Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa, pestisida mengandung racun, tetapi petani tetap menggunakan untuk melindungi tanaman dari hama dan gulma. Pestisida dengan intensitas pemakaian yang terlalu tinggi dan dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan beberapa kerugian. Dilansir dari laman Dirjen tanaman pangan Kementerian Pertanian (Kementan) dampak yang ditimbulkan pestisida kimia pada lingkungan seperti menurunkan kesuburan tanah dan mencemari air, pestisida kimia menyebabkan resistensi OPT, pertumbuhan tanaman tidak normal, pestisida kimia meninggalkan residu pada tanaman. Sisa pestisida kimia ini masih akan tertinggal dalam jangka waktu yang lama di dalam tanaman hingga masa panen tiba. Bahkan, jika residu pestisida masih menempel di buah atau sayuran ketika dikonsumsi, maka akan membahayakan kesehatan manusia.
Keracunan pestisida tidak hanya dapat terjadi karena paparan (exposure) langsung oleh pestisida (menghirup, terkena percikan atau menyentuh sisa pestisida), yang umumnya sudah diketahui oleh banyak orang. Tetapi keracunan bisa terjadi pula, lantaran manusia mengkonsumsi bahan-bahan makanan yang mengandung residu pestisida dalam jumlah yang cukup tinggi, melebihi suatu batas maksimal yang telah ditetapkan (MRL-maximum Residu Limit), atau batasan ADI (Acceptable Daily Intake) sebagai batasan-batasan baku yang telah ditetapkan oleh badan-badan dunia (WHO, FAO). Menurut WHO setiap setengah juta kasus pestisida terhadap manusia, 5000 diakhiri dengan kematian. Dampak lain yang tidak kalah pentingnya adalah timbulkan pencemaran air, tanah dan udara yang dapat mengganggu sistem kehidupan organisme lainnya di biosfer ini.
Teknologi kini telah merebak dan canggih. Mikroba atau bakteri atau sering pula di sebut Agen Hayati memainkan peran penting dalam pertanian karena bakteri baik ini dapat membantu pertumbuhan tanaman, memulihkan unsur unsur tanah yang telah hilang atau rusak, seperti unsur FISIKA, KIMIA dan BIOLOGI yang itu tidak mungkin di gantikan dengan KIMIA. Hama bisa terkendali dan lingkungan tetap aman tanpa takut ada efek negatif residu yang ditinggalkan. BIOTOGROW hadir sebagai SAHABAT PESTISIDA KIMIA karena BIOTOGROW Sebagai booster kimia yang bisa meningkatkan kinerja pestisida kimia, selain itu juga dapat mengembalikan dosis pestisida sesuai aturan yang disarankan dan sekaligus mencegah resistensi pada pestisida, menetralisir residu pestisida kimia sehingga aman untuk manusia, tanah dan lingkungan.
Ayo.. Sukseskan Petani, Suburkan Negeri ..!!!
Temukan Kami di
Facebook : biotogrow
Youtube : PUPUK ORGANIK PROBIOTIK
Website : www.agroprobiotik.com
Instagram: https://www.instagram.com/biotogrow_official/
Info dan Order:
Jam Kerja:
- Senin- Sabtu: 08.00 – 16.30 WIB
Phone/ Whatsapp:
- 0821 3414 1276
- 0857 2852 4744
- 0813 9260 5007
atau klik Link berikut ini
https://linktr.ee/biotogrow_official